LAUNCHING OPRASIONAL MAN IC SUMEDANG JAWA BARAT
Pada hari sabtu tanggal 20 Juli 2024 di Balai Diklat Keagamaan Bandung sebagai tempat launcing MAN Insan Cendekia Sumedang Jawa Barat dibuka langsung oleh Sekretaris jendral kementerian agama Muhammad Ali Ramdhani berpesan “bahwa orang yang terpelajar adalah pemilik masa lalu dan orang yang terus belajar yang akan menjadi pemilik masa depan”
Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia yang biasa disebut MAN IC siap beroperasi di provinsi jawa barat tepatnya di Sumedang. Penerimaan peserta didik baru telah dibuka tahun ajaran 2024/2025 menjadi tanda siap dimulainya oprasional kegiatan belajar mengajar terseleksi 48 pesertadidik. Kehadiran MAN IC Sumedang merupakan wujud perhatian dari kementerian Agama yang peduli dengan kualitas pendidikan bagi masyarakat Jawa Barat. Sehingga pemerintah sangat antusias dalam proses berdirinya MAN IC Sumedang, dapat dilihat bahwa MAN IC Sumedang yang saat ini filial dari MAN IC Serpong yang akan beroperasi sementara di BDK Bandung. mengingat gedung dan fasilitas yang ada di Sumedang masih dalam proses penyelesaian, sehingga untuk sementara Kegiatan pembelajaran transit di gedung BDK yang sudah dirubah dan direhab semaksimal mungkin guna kenyamanan peserta didik dalam kegiatan belajarnya yang representatif. Acara launcing MAN IC Sumedang Sekretaris jendral mengungkapkan pantun “ikan sepat ikan gabus ikan lele di taro dalam kulkas, yuk kita kerja cepat bagus tidak berteletele namun tetap berkualitas”
Keberadaan MAN IC Sumedang juga sebagai impian beliau 20 tahun yang lalu bercita-cita mampu membangun MAN IC di jawa barat. Alhamdulillah setelah mencari tempat dan berjodoh di sumedang dengan kawasan 10 hektar untuk 240 pesertadidik dan telah tersedia 40 rumah, di Madrasah ada beberapa madrasah unggulan madrasah, ada madrasah reguler, MAN PK ada 10, dan MAN IC yang kekuatannya pada sains dan tekhnologi tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan. Kita berharap Melalui kehadiran MAN IC lahir putra-putra bangsa madrasah sebagaimana falsafah dalam pendidikn memandang siswa adalah mitra kami, siswa adalah putra kami siswa adalah aset kami, jadi percalah para orang tua para wali ketika putra putrinya menjadi bagian dari madrasah kami adalah sebagai aset bangsa yang mampu memimpin pada zamannya yang tidak sekedar cerdas tapi mampu menjadi pemimpin pada masanya nanti.